Sebelum meninggal, ia tertimpa sakit keras hingga mengharuskannya berbaring di tempat tidur.
Suaranya hilang, ia tidak bisa pergi ke masjid untuk mengumandangkan adzan.
Ketika sakitnya semakin parah, ia menangis dan bergu
mam
: "Wahai Rabb, aku telah mengumandangkan adzan untukMu selama empat
puluh tahun, aku tidak mengharapkan balasan kecuali dari Engkau, tetapi
aku terhalangi utk mengumandangkan adzan di akhir hidupku."
Anak-anaknya dengan bersumpah mengisahkan, bahwa ketika waktu adzan tiba, ia berdiri di atas tempat tidurnya, menghadap kiblat dan menyerukan adzan.
Tatkala sampai di akhir kalimat Laa ilaaha illallaah ia jatuh tersungkur di atas tempat tidur. Anak-anaknya segera menghampiri, tetapi mereka mendapati bahwa ruhnya telah pergi menghadap Rabbnya.
Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada penghujungnya.
Demikian sahabat tentang kisah hikmah dan semoga bisa berguna dan bermanfaat.
Anak-anaknya dengan bersumpah mengisahkan, bahwa ketika waktu adzan tiba, ia berdiri di atas tempat tidurnya, menghadap kiblat dan menyerukan adzan.
Tatkala sampai di akhir kalimat Laa ilaaha illallaah ia jatuh tersungkur di atas tempat tidur. Anak-anaknya segera menghampiri, tetapi mereka mendapati bahwa ruhnya telah pergi menghadap Rabbnya.
Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada penghujungnya.
Demikian sahabat tentang kisah hikmah dan semoga bisa berguna dan bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar