Demi
jabang bayi yang sedang dikandungnya, Stacie Crimm menolak kemoterapi
untuk kanker yang ia idap. Tiga hari setelah memeluk bayi prematurnya,
Stacie tutup usia.
H
H
anya
kemoterapi yang bisa menyelamatkan Stacie dari tumor otak dan leher
ganas yang ia idap. Pada saat bersamaan, perempuan berusia 41 tahun itu
mengandung dan pria yang bertanggung jawab malah meninggalkannya.
Agar bayinya selamat dari radiasi yang digunakan dalam kemoterapi, Stacie menolak perawatan itu. Ia bertahan selama lima bulan dan kian lemah sehingga si bayi perempuan yang diberi nama Dottie Mae, terpaksa harus dilahirkan prematur melalui cesar.
“Bayi itu segalanya yang dimiliki Stacie di dunia ini,” ujar kakak Stacie, Ray Phillips yang bersama istrinya, Elizabeth, menjadi wali bagi Dottie Mae. Si bayi kini tinggal bersama Ray, Elizabeth dan keempat anak mereka.
Ray masih ingat saat Stacie meneleponnya dan berkata sedang mengandung. Padahal, Stacie selalu menyangka dirinya mandul. Namun begitu, Stacie sadar ia mungkin tak hidup lama untuk merawat Dottie Mae.
“Jika terjadi sesuatu pada saya, tolong ambil anak ini,” pinta Stacie kepada Ray yang sama sekali tak meragukan bahwa Stacie bakal memilih nyawa si bayi. Padahal, Ray mengetahui kemoterapi bisa menyelamatkan hidupnya.
Saat Stacie berjuang hidup dan kankernya semakin parah, dokter memutuskan untuk mengeluarkan si bayi. Stacie bahkan tak kuat menandatangani akte kelahirannya dan terlalu lemah untuk menggendong Dottie May.
“Mulanya kami hanya menunjukkan gambarnya. Ia menangis dan berkata ingin menggendongnya. Saya merasa tak berguna karena tak bisa menolongnya. Tapi dokter melarang,” ujar Ray.
Hari berlalu dan Stacie pun sekarat, ia sempat tak bernapas. Perawat yang juga seorang ibu, Agi Beo, tak tega melihat Stacie dan memutuskan untuk mengupayakan agar ia bisa menggendong Dottie May. Maka si jabang bayi akhirnya berada di pelukan sang ibu.
“Mereka saling menatap. Tak ada yang bicara, benar-benar sunyi. Saya berkata pada Stacie, kau melakukan hal yang amat indah. Ia berkata, saat-saat itu benar-benar sempurna,” lanjut Ray.
Tiga hari kemudian, 14 September lalu, Stacie menghembuskan napas terakhir. (DLM)
(repost from:Vina Ramitha/inilah.com Via:fiqhislam.com)
Saudara-saudariku yang baik... Kisah ini bisa dibilang bukti nyata kalau kasih ibu terhadap anak tiada terkira.
Semoga Bermanfaat
Salam Santun Ukhuwah Karena_NYA
Bismillah.. Baca Yuk Artikel Islami : "DUA UMAR DAN GEMPA BUMI .." hanya ada dipage Apple Insya Allah Bermanfaat
Bagikan tausiyah ini kepada teman-temanmu dengan meng-klik 'bagikan'/'share' dan undang temen2mu gabung dg klik ‘Invite Your Friends’
Agar bayinya selamat dari radiasi yang digunakan dalam kemoterapi, Stacie menolak perawatan itu. Ia bertahan selama lima bulan dan kian lemah sehingga si bayi perempuan yang diberi nama Dottie Mae, terpaksa harus dilahirkan prematur melalui cesar.
“Bayi itu segalanya yang dimiliki Stacie di dunia ini,” ujar kakak Stacie, Ray Phillips yang bersama istrinya, Elizabeth, menjadi wali bagi Dottie Mae. Si bayi kini tinggal bersama Ray, Elizabeth dan keempat anak mereka.
Ray masih ingat saat Stacie meneleponnya dan berkata sedang mengandung. Padahal, Stacie selalu menyangka dirinya mandul. Namun begitu, Stacie sadar ia mungkin tak hidup lama untuk merawat Dottie Mae.
“Jika terjadi sesuatu pada saya, tolong ambil anak ini,” pinta Stacie kepada Ray yang sama sekali tak meragukan bahwa Stacie bakal memilih nyawa si bayi. Padahal, Ray mengetahui kemoterapi bisa menyelamatkan hidupnya.
Saat Stacie berjuang hidup dan kankernya semakin parah, dokter memutuskan untuk mengeluarkan si bayi. Stacie bahkan tak kuat menandatangani akte kelahirannya dan terlalu lemah untuk menggendong Dottie May.
“Mulanya kami hanya menunjukkan gambarnya. Ia menangis dan berkata ingin menggendongnya. Saya merasa tak berguna karena tak bisa menolongnya. Tapi dokter melarang,” ujar Ray.
Hari berlalu dan Stacie pun sekarat, ia sempat tak bernapas. Perawat yang juga seorang ibu, Agi Beo, tak tega melihat Stacie dan memutuskan untuk mengupayakan agar ia bisa menggendong Dottie May. Maka si jabang bayi akhirnya berada di pelukan sang ibu.
“Mereka saling menatap. Tak ada yang bicara, benar-benar sunyi. Saya berkata pada Stacie, kau melakukan hal yang amat indah. Ia berkata, saat-saat itu benar-benar sempurna,” lanjut Ray.
Tiga hari kemudian, 14 September lalu, Stacie menghembuskan napas terakhir. (DLM)
(repost from:Vina Ramitha/inilah.com Via:fiqhislam.com)
Saudara-saudariku yang baik... Kisah ini bisa dibilang bukti nyata kalau kasih ibu terhadap anak tiada terkira.
Semoga Bermanfaat
Salam Santun Ukhuwah Karena_NYA
Bismillah.. Baca Yuk Artikel Islami : "DUA UMAR DAN GEMPA BUMI .." hanya ada dipage Apple Insya Allah Bermanfaat
Bagikan tausiyah ini kepada teman-temanmu dengan meng-klik 'bagikan'/'share' dan undang temen2mu gabung dg klik ‘Invite Your Friends’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar