Sejak ber
usia
12 tahun, sahabat kami ini memutuskan untuk memakai jilbab, dengan
kesadaran dari hatinya, tanpa paksaan dari orang tua. "Waktu itu jilbab
masih menjadi sesuatu yang asing, hanya dipakai oleh para santri, tidak
seperti sekarang," ujarnya sambil tersenyum.
Tiba saatnya ketika dia harus menempuh kuliah, sahabat kami memilih Inggris sebagai tempat melanjutkan kuliah, mengambil jurusan psikologi. Tidak sulit untuk mendapatkan beasiswa, karena sahabat kami ini memang cerdas. Semua berjalan lancar, hingga terjadi peristiwa 11 September 2001.
"Ada perubahan tentu saja, pandangan warga dunia pada Islam mengalami pergeseran, memang tidak semua, tetapi waktu itu saya mendapat imbasnya," lanjut sahabat kami. "Seringkali orang-orang menatap saya dengan pandangan aneh, sampai ada yang bertanya, 'kenapa tidak kau lepas saja jilbabmu?' saya hanya tersenyum dan mengatakan bahwa inilah pilihan saya. Apapun pandangan orang lain, saya tetap bertahan hingga kuliah saya selesai dan kembali ke Indonesia,"
Saat itu sahabat kami mendapat banyak tawaran pekerjaan, ada satu perusahaan yang sesuai dengan keahliannya di bidang psikologi dan memberi gaji yang sangat besar. Tetapi.. perusahaan tersebut tidak menerima karyawati yang memakai jilbab, dengan kata lain, sahabat kami harus melepas jilbab dan dia akan langsung diterima.
"Jujur, saat itu saya bimbang. Apalagi pada saat yang sama, ibu saya sakit dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit," Sahabat kami melanjutkan, "Ketika dunia menawarkan materi berlimpah, aku tetap mempertahankan apa yang akan aku pertanggungjawabkan kelak, aku tidak mau melepas jilbabku. Aku yakin akan ada jalan lain yang memudahkanku,"
Dan benar saja, tak lebih dari satu bulan setelah sahabat kami menolak pekerjaan yang mengharuskannya membuka jilbab, dia mendapat pekerjaan di sebuah yayasan yang mengelola sebuah sekolah. "Memang, gajinya tak sebesar seperti yang dijanjikan perusahaan sebelumnya, tetapi ada kepuasan batin saat saya bisa menerapkan ilmu saya tanpa meninggalkan apa yang seharusnya saya kenakan,"
Hingga saat ini, sahabat kami tetap setia memakai jilbabnya. "Jangan takut dengan anggapan bahwa jilbab bisa menghalangi rejeki seseorang, yakin saja dengan apa yang sudah kamu putuskan dan fokus. Dengan sikap pantang menyerah, tekun dan doa, percayalah, semua akan dimudahkan, rejeki akan datang dari pintu manapun." tutup sahabat kami.
Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...
Tiba saatnya ketika dia harus menempuh kuliah, sahabat kami memilih Inggris sebagai tempat melanjutkan kuliah, mengambil jurusan psikologi. Tidak sulit untuk mendapatkan beasiswa, karena sahabat kami ini memang cerdas. Semua berjalan lancar, hingga terjadi peristiwa 11 September 2001.
"Ada perubahan tentu saja, pandangan warga dunia pada Islam mengalami pergeseran, memang tidak semua, tetapi waktu itu saya mendapat imbasnya," lanjut sahabat kami. "Seringkali orang-orang menatap saya dengan pandangan aneh, sampai ada yang bertanya, 'kenapa tidak kau lepas saja jilbabmu?' saya hanya tersenyum dan mengatakan bahwa inilah pilihan saya. Apapun pandangan orang lain, saya tetap bertahan hingga kuliah saya selesai dan kembali ke Indonesia,"
Saat itu sahabat kami mendapat banyak tawaran pekerjaan, ada satu perusahaan yang sesuai dengan keahliannya di bidang psikologi dan memberi gaji yang sangat besar. Tetapi.. perusahaan tersebut tidak menerima karyawati yang memakai jilbab, dengan kata lain, sahabat kami harus melepas jilbab dan dia akan langsung diterima.
"Jujur, saat itu saya bimbang. Apalagi pada saat yang sama, ibu saya sakit dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit," Sahabat kami melanjutkan, "Ketika dunia menawarkan materi berlimpah, aku tetap mempertahankan apa yang akan aku pertanggungjawabkan kelak, aku tidak mau melepas jilbabku. Aku yakin akan ada jalan lain yang memudahkanku,"
Dan benar saja, tak lebih dari satu bulan setelah sahabat kami menolak pekerjaan yang mengharuskannya membuka jilbab, dia mendapat pekerjaan di sebuah yayasan yang mengelola sebuah sekolah. "Memang, gajinya tak sebesar seperti yang dijanjikan perusahaan sebelumnya, tetapi ada kepuasan batin saat saya bisa menerapkan ilmu saya tanpa meninggalkan apa yang seharusnya saya kenakan,"
Hingga saat ini, sahabat kami tetap setia memakai jilbabnya. "Jangan takut dengan anggapan bahwa jilbab bisa menghalangi rejeki seseorang, yakin saja dengan apa yang sudah kamu putuskan dan fokus. Dengan sikap pantang menyerah, tekun dan doa, percayalah, semua akan dimudahkan, rejeki akan datang dari pintu manapun." tutup sahabat kami.
Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar