Dalam
perang 33 hari di Lebanon, roket-roket al-Qassam telah memberikan
kerugian dan korban yang banyak bagi Israel. Situasi ini memaksa Menteri
Peperangan Israel saat itu, Amir Peretz u
ntuk
menandatangani kontrak pembuatan serta pembelian sistem anti
rudal/perisai rudal dengan perusahaan lokal Rafael. Rafael kemudian
bekerjasama dengan perusahaan pertahanan raksasa Amerika Serikat,
Lockheed Martin guna menjalankan proyek ini. Program perisai rudal Iron
Dome selesai di tahun 2011 dan kemudian diserahkan kepada militer
Israel.
Pasca kekalahan memalukan Israel dari Hizbullah di perang 33 hari di Lebanon, Tel Aviv semakin merasa membutuhkan sistem anti roket dan rudal untuk menghadang roket yang ditembakkan dari luar ke arah Palestina pendudukan. Setelah sekian tahun, akhirnya Israel menggunakan sistem Iron anti rudal Dome.
Namun, kenyataan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Perisai rudal Iron Dome Israel dalam beberapa hari terakhir benar-benar terbukti tidak efektif, padahal sistem rudal ini sudah menghabiskan dana besar mulai dari pengembangan, produksi, pemasangan, hingga pemeliharaan. Menurut keterangan juru bicara militer Israel, perisai rudal Iron Dome selama tiga hari terakhir hanya berhasil menghancurkan 245 roket dari 900 roket al-Qassam yang diluncurkan oleh pejuang Hamas Palestina. Artinya, sebagian besar roket-roket tersebut berhasil jatuh di wilayah Israel.
Roket-roket Hamas yang menghantam berbagai tempat di Tel Aviv, membuat banyak penduduk Israel terguncang. “Kini tidak ada lagi wilayah Israel yang aman dari serangan roket Hamas, ujar seorang penduduk perempuan di Tel Aviv.
Beberapa roket Hamas menghantam rumah, pekarangan dan mobil di Tel Aviv, yang menyebabkan beberapa penduduk terluka. Kini warga Tel Aviv tidak bisa lagi tidur dengan nyaman, karena setiap beberapa jam ada raungan sirene keras di Tel Aviv, pertanda datangnya serangan roket dan penduduk diminta berlindung. Akibatnya selama tiga hari terakhir penduduk Tel Aviv kurang tidur karena selalu diganggu oleh raungan sirene.
Israel menuding kemajuan kualitas roket Israel tidak terlepas dari transfer teknologi roket Fajr-5 dari Iran. Menurut Israel, komponen-komponen roket itu dikirim ke Sudan lalu ke Mesir, untuk diselundupkan melalui terowongan bawah tanah ke Gaza. Namun militer Iran menolak tudingan transfer teknologi itu. Menurut Iran, Hamas mengembangkan teknologi roket sendiri dan Israel sebaiknya tidak mencari kambing hitam.
Sejumlah analis militer juga menilai Hamas membuat kejutan dalam perang ini karena mampu meluncurkan roket dari bawah tanah yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Hamas juga semakin berkembang dengan memiliki rudal pertahanan udara. Brigade Al-Qassam mengklaim sebuah drone dan F-16 berhasil ditembak jatuh. Mereka pun mempublikasikan dua kartu tanda pengenal tentara Israel yang berhasil ditangkap.
Militer Israel masih tetap memperingatkan warga Palestina pendudukan untuk tidak keluar dari rumah mereka dan jika terpaksa keluar rumah mereka dihimbau untuk secepatnya lari ke tempat perlindungan/persembunyian dalam waktu satu menit.
Sebelum serangan terbaru Israel ke Jalur Gaza, Israel beralasan ketidakefektifan perisai rudal Iron Dome dikarenakan jumlahnya yang sedikit. Setelah sistem anti-rudal ini diperbanyak, banyak gaung pujian akan ketangguhan Irone Dome, namun tidak pernah diperoleh data yang akurat. Kini ketika pelontar perisai rudal Iron Dome diperbanyak hingga 40 persen ternyata sistem ini hanya mampu mengatasi 30 persen roket al-Qassam pejuang Palestina.
Tel Aviv menjadi tempat terakhir yang dilengkapi dengan sistem perisai Iron Dome, namun seperti yang dilaporkan media massa internasional, lima roket al-Qassam akhirnya lolos ke Tel al-Rabi (Tel Aviv). Serangan roket ke Tel Aviv di luar perkiraan para petinggi Israel, namun demikian al-Qassam telah membuktikan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menembakkan roket lebih jauh lagi dari Tel Aviv.
Serangan terbaru Israel ke Jalur Gaza menjadi ujian serius bagi kemampuan perisai rudal Iron Dome yang telah menghabiskan dana jutaan dolar yang sebagian besarnya disuplai oleh Amerika Serikat khususnya pemerintahan Barack Obama. Baru-baru ini Amerika Serikat memberi bantuan sebesar 200 juta dolar kepada Israel untuk meningkatkan kemampuan sistem Iron Dome. Namun hingga kini Iron Dome belum juga menampakkan hasil memuaskan.
Pukulan Bagi Militer Israel
Dikuitp dari Arrahmah, puluhan roket mujahidin Gaza telah menghantam target-target di Tel Aviv, Tel Rabi', Ashkelon, Asdod, Ber Sheba dan wilayah-wilayah penjajah zionis Yahudi lainnya. Media massa Yahudi mengakui sedikitnya 7 warga Yahudi tewas dan puluhan lainnya cedera akibat roket mujahidin.
Di sebuah wilayah Israel Selatan yang berdekatan dengan Jalur Gaza, penduduk dan tentara Israel berlarian saat roket mujahidin menghantam wilayah mereka. Sirene tanda bahaya terdengar keras dan mobil ambulance meraung-raung di jalan raya Sebagian pemukiman warga mengalami kerusakan dan tim pemadam kebakaran bekerja keras untuk mengevakuasi korban.
Kantor berita Sky News pada Kamis (15/11) menampilkan seorang tentara perempuan penjajah zionis Yahudi yang menangis ketakutan di wilayah tersebut. Beberapa wartawan dan seorang tentara wanita lainnya nampak berusaha menenangkannya.
Sekilas Mengenai Perisai Rudal Iron Dome Israel
Pada tahun 2009, Departemen Pertahanan Israel mengumumkan bahwa dalam tes, Iron Dome berhasil mencegat dan menghancurkan target. Pada bulan Mei tahun itu, Panglima Angkatan Udara Ido Nechushtan mengatakan Batalyon 947, yang telah dilengkapi dengan sisterm peluncur rudal Stinger, akan dikonversi dengan sistem Iron Dome. Saat ini unit ini tepat disebut unit Iron Dome.
Tes langsung pertama Iron Dome berlangsung pada bulan April 2011. Di uji coba ini Iron Dome berhasil mencegat serta meledakkan roket yang ditembakkan dari Beersheba. Keberhasilan uji coba ini telah memuaskan para petinggi Israel. Sementara itu, kepuasan mereka telah membuat petinggi Israel ini tak mengacuhkan besarnya anggaran yang harus dikeluarkan.
Untuk peluncuran satu roket Iron Dome dibutuhkan biaya lebih dari 60 ribu dolar. Dengan sistem ini petinggi Tel Aviv telah beranggapan memiliki sistem pertahanan kokoh dalam menghadapi roket-roket pejuang Palestina. Namun dalam prakteknya ternyata Iron Dome bukan hanya tidak memiliki sistem pertahanan sempurna, bahkan data statistik terbaru menunjukkan tingkat keberhasilan sistem ini di bawah 20 persen.
Biaya untuk satu pelontar di sistem Iron Dome sekitar 50 juta dolar dan hingga kini jumlah pelontarnya mencapai lima buah. Rencananya hingga tahun depan jumlah pelontar tersebut bertambah menjadi 13 buah. Roket yang diluncurkan dari Iron Dome seharga 60 ribu dolar.
Berikut kinerja empat tahap dari Iron Dome:
* Pertama roket ditembakkan dari mesin pelontar
* Kedua, roket yang ditembakkan yang dikontrol oleh radar dan informasi radar dikirim ke pusat kontrol.
* Ketiga, informasi yang diterima pusat kontrol diolah dan dikirim ke sistem peluncur roket.
* Di tahap keempat, roket akan menuju target sesuai dengan data yang diterima.
Jet Israel Menjadi Sasaran Empuk Hamas
Media Israel mengakui kekuatan tempur yang kini dimiliki Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) yang menjadikan jet-jet tempur Zionis sasaran roket dari darat ke udaranya.
Kantor berita independen Palestina, Samaa menulis, "Kemarin malam (Senin, 19/11) militer Israel mengaku bahwa sejak awal serangan ke Gaza, jet-jet tempur mereka telah menjadi sasaran 10 unit roket darat-ke-udara milik pejuang Palestina."
Pada saat yang sama militer Israel mengklaim, "Gerakan perlawanan Islam Palestina selama sepekan lalu telah menembakkan 10 roket ke arah jet-jet tempur kami, dan hampir mengenainya."
IRIB Indonesia, artileri dan berbagai sumber
Pasca kekalahan memalukan Israel dari Hizbullah di perang 33 hari di Lebanon, Tel Aviv semakin merasa membutuhkan sistem anti roket dan rudal untuk menghadang roket yang ditembakkan dari luar ke arah Palestina pendudukan. Setelah sekian tahun, akhirnya Israel menggunakan sistem Iron anti rudal Dome.
Namun, kenyataan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Perisai rudal Iron Dome Israel dalam beberapa hari terakhir benar-benar terbukti tidak efektif, padahal sistem rudal ini sudah menghabiskan dana besar mulai dari pengembangan, produksi, pemasangan, hingga pemeliharaan. Menurut keterangan juru bicara militer Israel, perisai rudal Iron Dome selama tiga hari terakhir hanya berhasil menghancurkan 245 roket dari 900 roket al-Qassam yang diluncurkan oleh pejuang Hamas Palestina. Artinya, sebagian besar roket-roket tersebut berhasil jatuh di wilayah Israel.
Roket-roket Hamas yang menghantam berbagai tempat di Tel Aviv, membuat banyak penduduk Israel terguncang. “Kini tidak ada lagi wilayah Israel yang aman dari serangan roket Hamas, ujar seorang penduduk perempuan di Tel Aviv.
Beberapa roket Hamas menghantam rumah, pekarangan dan mobil di Tel Aviv, yang menyebabkan beberapa penduduk terluka. Kini warga Tel Aviv tidak bisa lagi tidur dengan nyaman, karena setiap beberapa jam ada raungan sirene keras di Tel Aviv, pertanda datangnya serangan roket dan penduduk diminta berlindung. Akibatnya selama tiga hari terakhir penduduk Tel Aviv kurang tidur karena selalu diganggu oleh raungan sirene.
Israel menuding kemajuan kualitas roket Israel tidak terlepas dari transfer teknologi roket Fajr-5 dari Iran. Menurut Israel, komponen-komponen roket itu dikirim ke Sudan lalu ke Mesir, untuk diselundupkan melalui terowongan bawah tanah ke Gaza. Namun militer Iran menolak tudingan transfer teknologi itu. Menurut Iran, Hamas mengembangkan teknologi roket sendiri dan Israel sebaiknya tidak mencari kambing hitam.
Sejumlah analis militer juga menilai Hamas membuat kejutan dalam perang ini karena mampu meluncurkan roket dari bawah tanah yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Hamas juga semakin berkembang dengan memiliki rudal pertahanan udara. Brigade Al-Qassam mengklaim sebuah drone dan F-16 berhasil ditembak jatuh. Mereka pun mempublikasikan dua kartu tanda pengenal tentara Israel yang berhasil ditangkap.
Militer Israel masih tetap memperingatkan warga Palestina pendudukan untuk tidak keluar dari rumah mereka dan jika terpaksa keluar rumah mereka dihimbau untuk secepatnya lari ke tempat perlindungan/persembunyian dalam waktu satu menit.
Sebelum serangan terbaru Israel ke Jalur Gaza, Israel beralasan ketidakefektifan perisai rudal Iron Dome dikarenakan jumlahnya yang sedikit. Setelah sistem anti-rudal ini diperbanyak, banyak gaung pujian akan ketangguhan Irone Dome, namun tidak pernah diperoleh data yang akurat. Kini ketika pelontar perisai rudal Iron Dome diperbanyak hingga 40 persen ternyata sistem ini hanya mampu mengatasi 30 persen roket al-Qassam pejuang Palestina.
Tel Aviv menjadi tempat terakhir yang dilengkapi dengan sistem perisai Iron Dome, namun seperti yang dilaporkan media massa internasional, lima roket al-Qassam akhirnya lolos ke Tel al-Rabi (Tel Aviv). Serangan roket ke Tel Aviv di luar perkiraan para petinggi Israel, namun demikian al-Qassam telah membuktikan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menembakkan roket lebih jauh lagi dari Tel Aviv.
Serangan terbaru Israel ke Jalur Gaza menjadi ujian serius bagi kemampuan perisai rudal Iron Dome yang telah menghabiskan dana jutaan dolar yang sebagian besarnya disuplai oleh Amerika Serikat khususnya pemerintahan Barack Obama. Baru-baru ini Amerika Serikat memberi bantuan sebesar 200 juta dolar kepada Israel untuk meningkatkan kemampuan sistem Iron Dome. Namun hingga kini Iron Dome belum juga menampakkan hasil memuaskan.
Pukulan Bagi Militer Israel
Dikuitp dari Arrahmah, puluhan roket mujahidin Gaza telah menghantam target-target di Tel Aviv, Tel Rabi', Ashkelon, Asdod, Ber Sheba dan wilayah-wilayah penjajah zionis Yahudi lainnya. Media massa Yahudi mengakui sedikitnya 7 warga Yahudi tewas dan puluhan lainnya cedera akibat roket mujahidin.
Di sebuah wilayah Israel Selatan yang berdekatan dengan Jalur Gaza, penduduk dan tentara Israel berlarian saat roket mujahidin menghantam wilayah mereka. Sirene tanda bahaya terdengar keras dan mobil ambulance meraung-raung di jalan raya Sebagian pemukiman warga mengalami kerusakan dan tim pemadam kebakaran bekerja keras untuk mengevakuasi korban.
Kantor berita Sky News pada Kamis (15/11) menampilkan seorang tentara perempuan penjajah zionis Yahudi yang menangis ketakutan di wilayah tersebut. Beberapa wartawan dan seorang tentara wanita lainnya nampak berusaha menenangkannya.
Sekilas Mengenai Perisai Rudal Iron Dome Israel
Pada tahun 2009, Departemen Pertahanan Israel mengumumkan bahwa dalam tes, Iron Dome berhasil mencegat dan menghancurkan target. Pada bulan Mei tahun itu, Panglima Angkatan Udara Ido Nechushtan mengatakan Batalyon 947, yang telah dilengkapi dengan sisterm peluncur rudal Stinger, akan dikonversi dengan sistem Iron Dome. Saat ini unit ini tepat disebut unit Iron Dome.
Tes langsung pertama Iron Dome berlangsung pada bulan April 2011. Di uji coba ini Iron Dome berhasil mencegat serta meledakkan roket yang ditembakkan dari Beersheba. Keberhasilan uji coba ini telah memuaskan para petinggi Israel. Sementara itu, kepuasan mereka telah membuat petinggi Israel ini tak mengacuhkan besarnya anggaran yang harus dikeluarkan.
Untuk peluncuran satu roket Iron Dome dibutuhkan biaya lebih dari 60 ribu dolar. Dengan sistem ini petinggi Tel Aviv telah beranggapan memiliki sistem pertahanan kokoh dalam menghadapi roket-roket pejuang Palestina. Namun dalam prakteknya ternyata Iron Dome bukan hanya tidak memiliki sistem pertahanan sempurna, bahkan data statistik terbaru menunjukkan tingkat keberhasilan sistem ini di bawah 20 persen.
Biaya untuk satu pelontar di sistem Iron Dome sekitar 50 juta dolar dan hingga kini jumlah pelontarnya mencapai lima buah. Rencananya hingga tahun depan jumlah pelontar tersebut bertambah menjadi 13 buah. Roket yang diluncurkan dari Iron Dome seharga 60 ribu dolar.
Berikut kinerja empat tahap dari Iron Dome:
* Pertama roket ditembakkan dari mesin pelontar
* Kedua, roket yang ditembakkan yang dikontrol oleh radar dan informasi radar dikirim ke pusat kontrol.
* Ketiga, informasi yang diterima pusat kontrol diolah dan dikirim ke sistem peluncur roket.
* Di tahap keempat, roket akan menuju target sesuai dengan data yang diterima.
Jet Israel Menjadi Sasaran Empuk Hamas
Media Israel mengakui kekuatan tempur yang kini dimiliki Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) yang menjadikan jet-jet tempur Zionis sasaran roket dari darat ke udaranya.
Kantor berita independen Palestina, Samaa menulis, "Kemarin malam (Senin, 19/11) militer Israel mengaku bahwa sejak awal serangan ke Gaza, jet-jet tempur mereka telah menjadi sasaran 10 unit roket darat-ke-udara milik pejuang Palestina."
Pada saat yang sama militer Israel mengklaim, "Gerakan perlawanan Islam Palestina selama sepekan lalu telah menembakkan 10 roket ke arah jet-jet tempur kami, dan hampir mengenainya."
IRIB Indonesia, artileri dan berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar