VIVAnews - Kelompok militan Hamas terus mencoba melakukan pembalasan terhadap serangan Israel ke Gaza. Menurut Reuters, mereka telah menembaki kota Tel Aviv yang terletak 70km utara Gaza menggunakan roket jarak jauh Fajr-5 buatan Iran.
Diberitakan Reuters, Minggu
18 November 2012, serangan Hamas ini berhasil menghancurkan beberapa
balkon di pelabuhan Ashdod, Tel Aviv. Polisi Israel mengatakan, lima
orang terluka serangan ini.
Salah satu fraksi Hamas, Jihad Islam,
mengaku menembakkan roket Fajr-5 buatan Iran pada Sabtu kemarin.
Membuat warga di negara zionis Yahudi itu lari tunggang langgang.
Sebelumnya, roket ini berhasil mendarat di pusat kota Tel Aviv.
Dengan
roket buatan Iran ini, kelompok Hamas dan Jihad Islam memiliki
kesempatan untuk menyerang jarak yang lebih jauh. Fajr 5 atau yang
berarti subuh ini bisa mencapai jarak hingga 72 kilometer, menghantam
bagian dalam kota Israel.
Roket ini jelas lebih canggih ketimbang
roket sederhana buatan dalam negeri Gaza, Qassam, yang hanya bisa
menempuh jarak antara 4-20km. Namun, baik roket Qassam dan Fajr 5
memiliki tingkat akurasi serangan yang nyaris sempurna.
New York Times (NYT)
menuliskan, Jihad Islam dan Hamas kemungkinan memiliki lebih dari 100
roket Fajr. Namun, serangan Israel ke Gaza dilaporkan berhasil
menghancurkan gudang-gudang senjata Hamas.
Menurut pejabat
keamanan Israel, dilansir NYT, Roket Fajr 5 diperkirakan dirakit di Gaza
setelah dikirimkan dengan kapal dari Iran menuju Sudan. Kemudian,
roket-roket ini dibawa menggunakan truk menuju Mesir dan dibongkar
hingga menjadi komponen-komponen agar bisa dikirimkan melalui terowongan
dari Sinai ke Gaza.
Namun, pernyataan ini dibantah oleh pemerintah Iran. Dalam siaran stasiun televisi Iran, al-Alam, Iran mengatakan Barat mencoba mengkambinghitamkan negara mereka dan melemahkan reputasi Hamas.
"Kami
membantah telah mengirimkan Fajr 5 kepada kelompok perlawanan di
Palestina. Tuduhan ini bertujuan untuk membuat Hamas kelihatan lemah,
padahal kelompok ini mampu memproduksi senjata mereka sendiri," kata
Allaeddine Boroujerdi, kepala parlemen Iran di komite hubungan luar
negeri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar