Senin, 12 November 2012

--- Seorang Buruh ---

--- Seorang Buruh ---

Aku bukan orang yang suka menguping percakapan orang lain. Tapi pada suatu malam, sewaktu aku melintasi halaman rumah kami, aku ternyata melakukannya. Istriku sedang berbicara kepada anak bungsu kami selagi ia duduk di lantai dapur. Jadi aku berhenti untuk mendengarkan di luar pintu belakang. Sepertinya ia mendengar beberapa anak menyombongkan pekerjaan ayah mereka. Bahwa se
muanya para eksekutif hebat …… lalu mereka bertanya pada Fulan, anak kami, “Papamu memiliki karier bagus macam apa?” mulailah mereka bertanya. Fulan menggumam perlahan sambil memalingkan muka, “Ia hanya seorang buruh”.

Istriku yang baik menunggu sampai mereka semua pergi, lalu memanggil masuk putra kami. Katanya, “Ibu ingin bicara sama kamu, Nak” seraya mencium pipinya yang berlesung pipit. “Kamu bilang, Ayahmu hanya seorang buruh, dan apa yang kamu katakan itu betul. Tapi Ibu ragu, apakah kamu tahu apa artinya yang sebenarnya, jadi Ibu akan menjelaskan padamu.”

“Dalam seluruh industri yang membuat negeri kita hebat dalam semua toko dan warung dan truk yang menarik muatan setiap hari…. Setiap kali kamu melihat rumah baru dibangun, ingatlah, anakku. Diperlukan seorang buruh biasa untuk menyelesaikan pekerjaan besar itu!”

“Kalau semua bos meninggalkan meja mereka dan libur selama setahun. Roda industri masih bisa berjalan berputar dengan cepat. Jika orang seperti Ayahmu berhenti bekerja, industri itu tak bisa berjalan. Perlu seorang buruh biasa untuk menyelesaikan pekerjaan besar itu!”

Aku menelan air mata dan berdeham saat memasuki pintu. Mata putra kecilku berbinar gembira saat ia melompat dari lantai. Ia memelukku sambil berkata, “Hai, Ayah, aku bangga jadi anak Ayah …. Karena Ayah adalah satu dari orang-orang istimewa yang menyelesaikan pekerjaan besar.”

Semoga Bermanfaat
Salam Santun Ukhuwah Karena_NYA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Template Design By:
SkinCorner