PBB: Suriah Bisa Jadi Somalia Kedua
(fir)
BEIRUT - Utusan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Suriah Lakhdar Brahimi, menyatakan suriah bisa saja menjadi negara gagal seperti Somalia apabila konflik tidak segera berakhir. Di Somalia, p
(fir)
BEIRUT - Utusan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Suriah Lakhdar Brahimi, menyatakan suriah bisa saja menjadi negara gagal seperti Somalia apabila konflik tidak segera berakhir. Di Somalia, p
emerintahan tidak berjalan dan banyak warganya mengungsi karena konflik berkepanjangan.
“Situasi di Suriah yang sangat berbahaya. Apabila ini tidak segera diakhiri maka Suriah terancam mengalami Somalisasi," ujar Bahrimi dalam wawancaranya dengan surat kabar Al Hayat, seperti dikutip Asssociated Press, Rabu (7/11/2012).
Selasa kemarin (6/11/2012), pertempuran antara kelompok pro-Presiden Bashar al-Assad dengan kelompok oposisi Free Syrian Army (FSA), kembali terjadi di beberapa tempat di Suriah. Sebanyak 140 orang dikabarkan tewas akibat pertempuran tersebut.
Konflik yang berkepanjangan di Suriah menimbulkan keprihatinan dari dunia internasional. Kepala bidang politik PBB menyatakan, konflik Suriah bisa saja merembet ke Lebanon, Israel dan Turki yang bertetangga dengan negara tersebut. Pemerintah Inggris pun menawarkan suaka untuk Bashar al-Assad dan meminta diktator tersebut untuk menyerah agar konflik di Suriah dapat segera berakhir.
Somalia merupakan Negara Afrika yang puluhan tahun tenggalam dalam konflik. Sejak, 1991 kelompok militan yang ada di Somalia saling bertempur satu sama lainnya, setelah mereka berhasil menjatuhkan pemimpin diktator yang menguasai Somalia sebelumnya.
Suriah dikhawatirkan mengalami nasib yang sama apabila kelompok FSA mampu menjatuhkan rezim Assad. Suriah adalah negara yang terdiri dari berbagai macam etnis, Keluarga Assad sendiri berasal dari etnis Alawiyah. Selain itu jumlah kelompok Kurdi dan Kristen juga cukup banyak di negara tersebut diluar kelompok mayoritas Sunni dan Syiah.
Banyak pihak menyatakan bahwa hubungan antar kelompok etnis di Suriah saat ini mulai memanas akibat adanya konflik. Kelompok oposisi Suriah, walaupun saat ini bertempur bersama-sama untuk menjatuhkan rezim Assad, sebenarnya tidak memiliki visi bersama yang jelas dalam melihat Suriah setelah rezim Assad jatuh.
(okezone)
“Situasi di Suriah yang sangat berbahaya. Apabila ini tidak segera diakhiri maka Suriah terancam mengalami Somalisasi," ujar Bahrimi dalam wawancaranya dengan surat kabar Al Hayat, seperti dikutip Asssociated Press, Rabu (7/11/2012).
Selasa kemarin (6/11/2012), pertempuran antara kelompok pro-Presiden Bashar al-Assad dengan kelompok oposisi Free Syrian Army (FSA), kembali terjadi di beberapa tempat di Suriah. Sebanyak 140 orang dikabarkan tewas akibat pertempuran tersebut.
Konflik yang berkepanjangan di Suriah menimbulkan keprihatinan dari dunia internasional. Kepala bidang politik PBB menyatakan, konflik Suriah bisa saja merembet ke Lebanon, Israel dan Turki yang bertetangga dengan negara tersebut. Pemerintah Inggris pun menawarkan suaka untuk Bashar al-Assad dan meminta diktator tersebut untuk menyerah agar konflik di Suriah dapat segera berakhir.
Somalia merupakan Negara Afrika yang puluhan tahun tenggalam dalam konflik. Sejak, 1991 kelompok militan yang ada di Somalia saling bertempur satu sama lainnya, setelah mereka berhasil menjatuhkan pemimpin diktator yang menguasai Somalia sebelumnya.
Suriah dikhawatirkan mengalami nasib yang sama apabila kelompok FSA mampu menjatuhkan rezim Assad. Suriah adalah negara yang terdiri dari berbagai macam etnis, Keluarga Assad sendiri berasal dari etnis Alawiyah. Selain itu jumlah kelompok Kurdi dan Kristen juga cukup banyak di negara tersebut diluar kelompok mayoritas Sunni dan Syiah.
Banyak pihak menyatakan bahwa hubungan antar kelompok etnis di Suriah saat ini mulai memanas akibat adanya konflik. Kelompok oposisi Suriah, walaupun saat ini bertempur bersama-sama untuk menjatuhkan rezim Assad, sebenarnya tidak memiliki visi bersama yang jelas dalam melihat Suriah setelah rezim Assad jatuh.
(okezone)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar