SBY Tandatangani Kerja Sama Pertahanan dengan Inggris
(fir)
Kunjungan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke negara Ratu Elizabeth Inggris tidak hanya untuk pertemuan Post-MDGs dan mendapatkan gelar ksatria. Dalam kunjungannya ke rumah d
(fir)
Kunjungan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke negara Ratu Elizabeth Inggris tidak hanya untuk pertemuan Post-MDGs dan mendapatkan gelar ksatria. Dalam kunjungannya ke rumah d
inas
Perdana Menteri Inggris David Cameron di Downing Street 10, kedua
kepala pemerintahan tersebut menandatangani beberapa nota kesepahaman,
yaitu di bidang pertahanan, kerja sama teknis, ekonomi kreatif, dan
dialog energi.
Mengutip laman presidensby.info dan kantor berita Antara, kerja sama di bidang pertahanan mencakup beberapa hal, di antaranya dukungan Inggris terhadap Pusat Keamanan dan Perdamaian di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Tidak dijelaskan apakah kedua kepala pemerintahan itu membicarakan tindak lanjut rencana penjualan 24 unit pesawat tempur Eurofighter Typhoon senilai 2 miliar pound sterling ke Indonesia. Penjualan pesawat tempur senilai Rp 29,2 triliun itu, menurut media Inggris The Guardian, telah disepakati oleh pemerintah Inggris dan Indonesia tahun lalu.
Sebelumnya, dalam kunjungan ke Indonesia pada April 2012 lalu, Cameron membawa sejumlah pengusaha bidang pertahanan. Tidak memerincinya secara mendetail, dia mengakui Inggris menjual beberapa perlengkapan pertahanan kepada Indonesia.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro turut mendampingi penandatanganan nota kesepahaman tersebut. Presiden juga didampingi oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu. Sedangkan Cameron didampingi, antara lain, Menteri Luar Negeri William Hague dan Menteri Pertahanan Philip Hammond.
Tak hanya kerja sama antarpemerintah, Yudhoyono mengharapkan adanya peningkatan kerja sama swasta Indonesia dan Inggris. Peluang kerja sama di antaranya terbuka di sektor perdagangan, investasi, energi, dan berbagai kerja sama ekonomi lainnya. "Kita juga harus mendorong swasta untuk lebih mencari peluang," kata SBY.
Hari ini (rilis pers tanggal 2 November 2012), Presiden Yudhoyono dan Ibu Negara Kristiani Herawati akan meninggalkan tempat mereka menginap di Belgian Suit, di kompleks Istana Buckingham. Pukul 10.15 waktu setempat (sekitar pukul 17.15 WIB), Presiden akan memberikan pidato tahunan di Wilton Park, di kantor Kementerian Luar Negeri Inggris, Jalan Raja Charles, London. Wilton Park adalah forum global untuk mengorganisasikan diskusi-diskusi strategis di Inggris maupun luar negeri.
Inggris Sepakat Jual Peralatan Militer ke Indonesia
Inggris sepakat menjual alat-alat pertahanan kepada Tentara Nasional Indonesia. Hal tersebut tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Pertahanan Inggris Phillip Hammond M.P. di White Room, Downing Street 10, pada Kamis siang, 1 November 2012 dan disaksikan langsung oleh Presiden SBY.
Peralatan militer Inggris yang akan dijual ke Indonesia, di antaranya peluru kendali starstreak, senapan sniper, kapal perang kecil multiguna (Multi Roles Light Frigate–MLRF), serta suku cadang untuk pesawat tempur Hawk 109/209.
Inggris juga akan membantu meningkatkan kapasitas Tentara Nasional Indonesia di Pusat Studi Perdamaian dan Keamanan. Bantuan itu dalam bentuk peralatan audio visual untuk pelatihan bahasa, juga menyediakan kursus-kursus dan seminar bagi anggota pasukan perdamaian.
Tempo
Mengutip laman presidensby.info dan kantor berita Antara, kerja sama di bidang pertahanan mencakup beberapa hal, di antaranya dukungan Inggris terhadap Pusat Keamanan dan Perdamaian di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Tidak dijelaskan apakah kedua kepala pemerintahan itu membicarakan tindak lanjut rencana penjualan 24 unit pesawat tempur Eurofighter Typhoon senilai 2 miliar pound sterling ke Indonesia. Penjualan pesawat tempur senilai Rp 29,2 triliun itu, menurut media Inggris The Guardian, telah disepakati oleh pemerintah Inggris dan Indonesia tahun lalu.
Sebelumnya, dalam kunjungan ke Indonesia pada April 2012 lalu, Cameron membawa sejumlah pengusaha bidang pertahanan. Tidak memerincinya secara mendetail, dia mengakui Inggris menjual beberapa perlengkapan pertahanan kepada Indonesia.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro turut mendampingi penandatanganan nota kesepahaman tersebut. Presiden juga didampingi oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu. Sedangkan Cameron didampingi, antara lain, Menteri Luar Negeri William Hague dan Menteri Pertahanan Philip Hammond.
Tak hanya kerja sama antarpemerintah, Yudhoyono mengharapkan adanya peningkatan kerja sama swasta Indonesia dan Inggris. Peluang kerja sama di antaranya terbuka di sektor perdagangan, investasi, energi, dan berbagai kerja sama ekonomi lainnya. "Kita juga harus mendorong swasta untuk lebih mencari peluang," kata SBY.
Hari ini (rilis pers tanggal 2 November 2012), Presiden Yudhoyono dan Ibu Negara Kristiani Herawati akan meninggalkan tempat mereka menginap di Belgian Suit, di kompleks Istana Buckingham. Pukul 10.15 waktu setempat (sekitar pukul 17.15 WIB), Presiden akan memberikan pidato tahunan di Wilton Park, di kantor Kementerian Luar Negeri Inggris, Jalan Raja Charles, London. Wilton Park adalah forum global untuk mengorganisasikan diskusi-diskusi strategis di Inggris maupun luar negeri.
Inggris Sepakat Jual Peralatan Militer ke Indonesia
Inggris sepakat menjual alat-alat pertahanan kepada Tentara Nasional Indonesia. Hal tersebut tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Pertahanan Inggris Phillip Hammond M.P. di White Room, Downing Street 10, pada Kamis siang, 1 November 2012 dan disaksikan langsung oleh Presiden SBY.
Peralatan militer Inggris yang akan dijual ke Indonesia, di antaranya peluru kendali starstreak, senapan sniper, kapal perang kecil multiguna (Multi Roles Light Frigate–MLRF), serta suku cadang untuk pesawat tempur Hawk 109/209.
Inggris juga akan membantu meningkatkan kapasitas Tentara Nasional Indonesia di Pusat Studi Perdamaian dan Keamanan. Bantuan itu dalam bentuk peralatan audio visual untuk pelatihan bahasa, juga menyediakan kursus-kursus dan seminar bagi anggota pasukan perdamaian.
Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar